Labuan Bajo, 2-3 Desember 2024 – Sejak Oktober 2023 telah terbit dokumen kerja sama antara tiga kabupaten di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur) tentang pembentukan Sekretariat Bersama Pembangunan Berketahanan Iklim (Sekber PBI) Manggarai Raya. Sekber PBI Manggarai Raya ini bertujuan mensinergikan kerja pemerintah di tiga kabupaten dalam sektor perubahan iklim. Forum Multi Stakeholder (MSF) sistem pangan di Manggarai Barat yang telah terbentuk beberapa waktu lalu memungkinkan kolaborasi lintas sektor se-Manggarai Raya ini.
Senin hingga Selasa (2-3/12/2024) telah dilakukan lokakarya perubahan iklim dan transformasi sistem pangan di Manggarai Raya. Kegiatan lokakarya dilakukan secara hybrid: kegiatan luring dilakukan di Bintang Flores Hotel Labuan Bajo, Manggarai Barat dan kegiatan daring melalui platform Zoom. Beberapa peserta yang hadir dalam kegiatan ini adalah Ayo Indonesia selaku bagian dari Sekber PBI, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Manggarai Barat, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Manggarai, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Manggarai Timur, berbagai perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Manggarai Raya, akademisi dari Universitas Katolik St. Paulus Ruteng (Unika) dan Politeknik El Bajo, perwakilan dari Forum Multi Stakeholder (MSF) Sistem Pangan di Manggarai Barat, perwakilan organisasi masyarakat sipil, perwakilan lembaga keagamaan se-Manggarai Raya, kelompok orang muda Manggarai Barat dan Manggarai, serta perwakilan media lokal.
“Kegiatan ini sangat strategis dalam rangka mengumpulkan masukan untuk Rencana Aksi Daerah (RAD) ketahanan iklim dan ketahanan pangan kedepan di masing-masing kabupaten. Membangun sinergi ini menjadi salah satu kekuatan mewujudkan pembangunan, di sini ada dari kalangan pemerintah ada juga dari mitra pembangunan non pemerintah, keuskupan, orang muda, dan lain sebagainya yang memiliki tujuan sama yaitu bersama-sama menyongsong Manggarai Raya yang lebih baik” Kata Peter selaku Kepala Bappeda Manggarai Barat dalam pembukaan acara lokakarya.
Lokakarya ini bertujuan menghimpun masukan untuk menyempurnakan rencana kerja Sekber PBI dan MSF. Selain itu, kegiatan ini merupakan upaya advokasi untuk memperkuat sinergi antara rencana kerja MSF dan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2024 Tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumberdaya Lokal dan Rencana Aksi Daerah. Meski membahas pangan, Peraturan Presiden ini terkait erat dengan isu perubahan iklim yang menjadi perhatian berbagai sektor. Karena itu, semua kebijakan dan inisiatif terkait pangan dapat terintegrasi dengan banyak sektor.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Konsorsium Pangan Bernas yang terdiri dari Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), dan Yayasan Komodo Indonesia (YAKINES), dan merupakan bagian dari Program Urban Futures di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Program Urban Futures (UF) adalah program global berdurasi 5 tahun (2023–2027) yang memadukan sistem pangan perkotaan, kesejahteraan orang muda, dan aksi iklim. Di Indonesia, program ini dikelola oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial.
Pada kegiatan lokakarya ini juga menghadirkan beberapa narasumber seperti Badan Pangan Nasional (Bapanas), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Timur, Perwakilan Keuskupan Labuan Bajo serta perwakilan organisasi masyarakat sipil yaitu Indonesian Waste Platform (IWP) dan Yayasan Bambu Lestari (Bamboo Foundation). Bapanas dan DLHK berbagi tentang kebijakan penanganan perubahan iklim dan penganekaragaman pangan, selanjutnya perwakilan keagamaan serta perwakilan organisasi masyarakat sipil berbagi pengalaman tentang pembelajaran baik yang dilakukan dalam rangka penanganan perubahan iklim di masing-masing bidangnya.
Lokakarya perubahan iklim dan transformasi sistem pangan ini juga membuka ruang bagi orang muda untuk berbagi inisiatif dan berdiskusi tentang hal yang sudah dilakukan dalam melakukan adaptasi perubahan iklim dan pelestarian pangan lokal. Seperti orang muda dari Gorontalo, Manggarai Barat yang turut menyampaikan inisiatifnya bersama kawan-kawan mudanya untuk mempertahankan pangan lokal.
“Kami di wilayah Gorontalo sudah melakukan beberapa inisiatif yang datang dari orang muda, karena kami keterbatasan lahan pertanian jadi kami memutuskan untuk membuat produk pangan lokal, anak-anak muda yang buat sendiri yaitu rebok dan sudah dijual kemarin di peluncuran forum multi pihak dan kita juga membuat produk olahan ikan karena potensi wilayah kami di sektor perikanan, saya berharap lebih banyak anak muda yang bergabung bersama kami untuk ikut melestarikan pangan lokal yang harus kita jaga bersama” kata Nur Chairulutfi orang muda perempuan dari wilayah Gorontalo, Manggarai Barat.
Sekber PBI ini merupakan bentuk optimisme dalam mewujudkan Manggarai Raya yang berketahanan iklim melalui kolaborasi antar sektor, termasuk sektor pangan. Sinergi dalam Sekber PBI ini adalah bentuk nyata partisipasi aktif berbagai aktor termasuk orang muda dalam mewujudkan transformasi sistem pangan yang inklusif, berkelanjutan, serta berketahanan iklim di Manggarai Raya.