Jakarta, 1 November 2023 – Preferred by Nature (PbN), Rikolto Indonesia dan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan serta perwakilan lembaga swasta, pemerintah dan perguruan tinggi yang menjadi anggota dan pendukung budidaya beras berkelannjutan berhasil menyepakati terbentuknya National Working Group (NWG) untuk standar beras berkelanjutan global yang bernama SRP (Sustainable Rice Platform). Kegiatan ini didukung perwakilan pemerintah yakni Bappenas, Bapanas dan Kementerian Pertanian mendorong seluruh sektor komoditi khususnya pangan mengantisipasi perubahan iklim. Salah satu bagian penting yang sedang dilakukan di Indonesia adalah untuk menyiapkan terbentuknya National Working Group ((NWG), serta penyusunan National Interpretation Guidelines (NIG).
Dalam pertemuan di Jakarta, selama dua hari terakhir mulai dari 31 Oktober – 1 November 2023 merupakan puncak baru dari serangkaian diskusi yang telah dilakukan sejak 2019. Pada kegiatan tersebut juga telah dibentuk Kelompok Kerja Nasional (National Working Group) SRP beranggotakan, Aliansi Organis Indonesia (AOI), Biro Perencanaan Kementerian Pertanian RI, Corteva Agriscience Indonesia, CropLife Indonesia, Harvest Plus, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI), Preferred by Nature (PbN), Provivi Pheromones Indonesia, Rikolto Indonesia, Syngenta Indonesia. Kelompok Kerja Nasional itu bermaksud untuk membangun panduan beras berkelanjutan secara nasional serta menjadi promotor berdirinya Sustainable Rice Platform/SRP di Indonesia.
Pada pertemuan kali ini, perwakilan SRP Regional hadir untuk memperkenalkan standar SRP berikut tahapan-tahapan berdirinya SRP Indonesia. Pada pertemuan kali ini para peserta diajak untuk mengenal lebih jauh SRP. Selain itu juga dilakukan penyusunan keanggotaan NWG SRP. NWG SRP merupakan kelompok kerja yang salah satu fungsinya mempersiapkan terbentuknya SRP Chapter Indonesia. Dengan adanya SRP Chapter Indonesia maka diharapkan praktik perberasan berkelanjutan dapat terjadi. Berdirinya Kelompok Kerja Nasional/National Working Group dengan perwakilan berbagai pihak akan menjadi badan pendorong berdirinya SRP Indonesia.
BACA JUGA: Belajar dari Krasak: Sistem Pangan Desa sebagai Tonggak Kuatnya Negara
Kiswara Santi Prihandini perwakilan Preferred by Nature F.M.B.A Denmark sekaligus anggota SRP Global, menyatakan pihaknya mendorong perilaku budidaya petani Indonesia khususnya yang mempraktikkan budidaya Lestari, alami dan berkelanjutan perlu diadopsi oleh standar SRP dan diharapkan agar kelompok kerja kian produktif mengidentifikasi dan mempromosikan inisiatif beras rendah karbon untuk dunia.
Lebih lanjut Keberadaan NWG merupakan langkah penting untuk kolaborasi hadirnya sinkornisasi standar global dan SRP Chapter Indonesia. Dengan adanya NWG dan Chapter ini maka diharapkan ke depan praktik beras berkelanjutan dapat terwujud melalui program-program kerja tahunan.
Terkait pembentukan NWG yang dilakukan pada pertemuan ini, Nana Suhartana, Rice Manager Rikolto Indonesia sekaligus vocal point NWG mengemukakan. “Rikolto sebagai Lembaga yang bergerak dalam pengembangan pertanian berkepentingan untuk menjadikan standar SRP berkembang di Indonesia sebagai pedoman budidaya beras berkelanjutan yang akan memberi manfaat keberlangsungan budidaya yang berkelanjutan untuk kelestarian alam dan peningkatan produksi pangan Indonesia.”
Kegiatan yang dilakukan selama dua hari ini turut dihadiri oleh Dr. Musdhalifah Machmud, Staf Ahli Bidang Konektivtas, Pengembangan Jasa dan Sumber Daya Alam; Prof. Dr. Ir. Damayanti Buchori, MSc, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor; Danang, Petani dari Boyolali dan Umer Maksodd dan Trusti Widiastuti sebagai, perwakilan secretariat SRP global.
Baca Juga: MENYERUKAN SEMUA PIHAK UNTUK MEMULIAKAN PETANI DAN NELAYAN: MEREKA TIDAK BOLEH MATI
Lebih lanjut Dr. Musdhalifah Machmud, Staf Ahli Bidang Konektivtas, Pengembangan Jasa dan Sumber Daya Alam mengatakan. “Sepanjang produksi dikelola bersama SRP sebagai platform dan SRP ini membantu masyarakat untuk memahami lebih luas beras yang kita anggap dan dikelola secara berkelanjutan. Platform ini menjadi media untuk berkomunikasi dan menyampaikan kontribusi dari masyarakat dan mendorong sustainability. Karena tidak semua karakter sama semua daerah dan benefitnya untuk petani itu sendiri. Semoga ini bisa mendorong kesejahteraan petani melalui platform ini. Selain itu kita perlu mengajak marketnya atau pasarnya sesuai dengan ketentuan. Dengan adanya platform membantu sinergi antara petani, pemerintah dan market”, pungkasnya.
Perubahan pendekatan sekaligus model pertanian padi dan perberasan nasional yang berkelanjutan merupakan keniscayaan. Keberlanjutan dalam konteks perberasan mencakup aspek keberlanjutan produksi (sustainable production), pembenahan tata kelola (rice governance), dan keadilan sosial-ekonomi (fairness) dalam rantai pasokan beras.
Beras adalah komoditi nasional strategis dan kita merasa wajib membuat stok, harga, kualitas beras Indonesia. Hal ini lebih layak, lestari dan sehat untuk dihadirkan di meja makan keluarga Indonesia. Kelompok Kerja Nasional sebagai pendorong dan promotor utama hadirnya SRP di Indonesia membutuhkan dukungan Pemerintah RI. SRP Indonesia adalah salah satu alternatif pemungkin bahwa komoditi Beras dapat berkontribusi pada keadilan petani dan kelompok penghasil, produk rendah karbon dan pendukung ketercapaian NDC/National Determined Contribution Indonesia.