web analytics

Hari Tani, Bagaimana Nasib Petani Kota

04
Oct

Depok, 25 September 2021. Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama Komunitas kebun Drangrang mengadakan kegiatan Ngobrolin Pangan untuk memperingati hari tani. Fokus obrolan dalam kegiatan yang dilakukan secara Luring ini ialah Nasib Petani Kota. Situasi pandemik itu harusnya memberikan kesadaran kita untuk lebih menguatkan produksi pangan dalam negeri. Selain itu juga harusnya kita makin menguatkan pola konsumsi pangan kita menjadi lebih berkelanjutan. Terkait produksi, selama ini ketersediaan dan produksi pangan disandarkan ke desa. Dengan pandemik ini maka menjadi kesempatan bagi kita untuk mendorong produksi pangan tidak hanya di desa, tapi juga di kota. Pertanian kota atau lebih sering disebut urban farming menjadi salah satu alternatif mendorong produksi pangan tingkat keluarga. Pemanfaatan lahan sempit dengan berbagai teknik dan metode dikembangkan.

Apoy sebagai petani komunitas kota menyebutkan bahwa dirinya dan teman-teman komunitas drangrang mulai melakukan pertanian sejak adanya pandemic Covid-19. Apoy bersama warga RT 10 RW 03, di kelurahan Tirtajaya Depok memanfaatkan lahan tidur untuk diolah dan ditanami sayur-sayuran.  Apoy juga menyebutkan bahwa hasil kebun digunakan seluruh warga untuk memenuhi kebutuhan sayur selama pandemic. Kontribusi pertanian kota, walaupun tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota, namun bisa menjadi bagian penting dalam menjaga ketersediaan pangan.

Selaras dengan yang disampaikan oleh Apoy, Narasumber lain dalam kegiatan ini adalah Anis Hidayah selaku praktisi petani kota. Anis menyebutkan bahwa sudah melakukan pertanian urban farming sebelum adanya pandemic.“Pengalaman komunitas kami itu memberi contoh dulu beberapa rumah dan tanam apa yang kamu suka” kata anis. Hal lain yang juga diungkapkan anis sebagai praktisi urban farming ialah petani baik di kota atau di desa adalah pejuang hak asasi manusia. Hanya system pangan yang berkeadilan yang dapat mewujudkan kedualatan pangan. Anis juga menyebutkan bahwa  sudah harus menggeser paradigma pertanian yang jahiliah karena bertanam secara kimia dapat merusak diri sendiri.

Dalam kegiatan ini hadir juga Lurah dari Kelurahan Tirta Jaya Bapak M Imron. Bapak Imron sangat mendukung inisasi urban farming yang dilakukan. Beliau menyebutkan bahwa inisiasi ini perlu untuk dikembangkan. Selaras dengan yang disampaikan oleh pak Imron, dalam kegaitan ini hadir juga Endah Winarti selaku anggota DPRPD Kota Depok.  Dalam kegiatan ngobrol ini Endah menyampaikan dukungan untuk pertanian kota khususnya di kota depok.  Endah yang hadir ditemani Perwakilan DKP3 RIrirn menyebutkan bahwa Aset Kota Depok perlu untuk disentuh dan dikembangkan menjadi pertanian koata.

Selaras dengan hal tersebut, Ririn selaku perwakilan DKP3 juga menyebutkan bahwa pemerintah Depok khususnya menyediakan bantuan kepada komunitas untuk mengembangkan usaha pertanian. Dalam Musrembang 2021 yang terdiri dari perikanan, tanaman hias dan P2L.

Mendukung potensi pertanian perkotaan untuk pemenuhan pangan.  Endah juga menambahkan “Aset-aset banyak, apapun fasilitiasnya. Saya tergugah dengan d’rang2 ini. Kita bisa menamui ahli asset untuk mengethui datanya, kita lihat aset2 mana yang bisa dikelola. Pinjam pakai Namanya. Segera membuat surat kepada pemerintah kota depok. Aagr lahan2 tidur bisa dimanfaatkan oleh d’rangrang.”

Kontribusi sektor pertanian kota tidaklah kecil. Namun sayangnya potensi ini masih belum banyak dikembangkan secara serius. Lily, Koordinator Program Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan yang juga hadir dalam kegiatan ini menyampaikan ada banyak cerita bagaimana pengalaman komunikat yang menanam apa yang mereka suka. Hal itu merupakan permulaan beraulat atas pangan. Beliau juga menambahkan  “Banyak sekali urban farming di perkotaan, orang mulai sadar dan mulai mencari kesibukan dengan menanam. Bagaimana agar aktivitas ini bisa berlanjut tidak hanya sehari dua hari. Bagaimana caranya agar kita bisa konsisten. Kita belajar unutk berkolektivitas” Kondisi pertnian saat ini tidak baik2 saja di desa. Tanah mereka semakin berkurang, 100 ha berkurang pertahun. Beras kita berasal dari petani. Kondisi perempuan banyak yang bekerja di luar negeri. Dengan sarat kekerasan yang dialami di sana. Bagaimana kita bisa mendukung petani di desa untuk bersinergi bersama. Bagaima konsumen dan produsen saling bahu membahu. Depok belum mencukupi, kita perlu mendukung petani. Lahan tidak boleh alih fungsi, harga juga harus baik. Jangan sampai ada impor saat panen raya,  ucap Lily.