web analytics

Hari Pangan Sedunia, KRKP Gelar Konser Virtual dan Kickoff Indonesian Foos Sistem Summit 2021

18
Oct

Bogor, 17 Oktober 2020

Hari Pangan Sedunia yang kerap diperingati setiap tanggal 16 Oktober menjadi momentum tersendiri bagi kita untuk peka terhadap ancaman pangan dan kelaparan akibat pandemic Covid-19. Untuk itu Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dengan dukungan OXFAM di Indonesia menggelar acara bertajuk ‘Konser Virtual: Lagu untuk Negeri Agraris’ pada Sabtu, 17 Oktober 2020 kemarin. Dalam kegiatan ini pula, KRKP melakukan kickoff menuju Indonesian Food System Summit (IFSS) yang akan dilakukan tahun 2021 dan launching dashboard sistem pangan.

Acara ini diselenggarakan dengan maksud menguatkan kesadaran dan kepedulian parapihak terhadap pangan dan petani produsen pangan. Juga dimaksudkan sebagai momentum untuk memulai upaya perbaikan sistem pangan nasional. konser virtual ini diisi oleh penampilan seniman dan aktivis peduli lingkungan, pertanian dan pangan, seperti Rara Sekar dan Akar Bambu.

Said Abdullah, selaku Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), pada konser virtual ini menjelaskan bahwa pangan merupakan hidup matinya suatu bangsa. “Maka dari itu, di situasi pandemi ini, petani termasuk perempuan tani dan petani muda menjadi pejuang sekaligus pahlawan di garis depan dengan terus bekerja menyediakan pangan untuk seluruh rakyat. Maka sudah sepantasnya kita berterima kasih dan mendukung mereka” ungkapnya.

Lebih lanjut Said mengatakan bahwa seiring dengan kondisi tersebut perlu adanya perbaikan sistem pangan di Indonesia. Situasi pandemic menunjukkan betapa lemahnya sistem pangan karena tidak tangguh dan tidak berkeadilan. Ke depan sistem pangan haruslah berkeadilan, berdaulat, dan resilien yang berbasis sumber daya dan petani lokal. Dengan kita bisa  melepaskan ketergantungan kita terhadap sistem pangan global saat ini.

Penghargaan terhadap perempuan dalam konteks sebagai pejuang pangan ini diekspresikan oleh musisi Rara Sekar yang membawakan dua lagu berjudul “perempuan” dan “apathy”. Rara bercerita, lagu “perempuan” terinspirasi dari pengalamannya sebagai perempuan baik di Indonesia dan di dunia yang secara umum mengalami banyak kesulitan dan tantangan.

“Menjadi petani pun perempuan susah, petani perempuan tantangannya lebih berlapis, tetapi perempuan punya kekuatan yang sangat besar karena peran reproduktifnya menjaga kehidupan, melahirkan anak, menyediakan makanan bagi keluarga, mengurus tanah lahan pertanian dan memuliakan benih,” jelasnya.

Sedangkan lagu “apathy” merefleksikan sikap apatis dirinya yang merasa tak mampu berbuat apa-apa melihat perjuangan kaum perempuan Kendeng yang berjuang mempertahankan alam dan sumber kehidupannya

“Itu miris banget melihat perempuan yang merawat menjaga tanah tetapi dia harus berjuang, sengsara demi melindungi kita, melindungi anak-anaknya dari eksploitasi atas nama pembangunan,” jelas Rara. Lebih lanjut Said mengatakan bahwa seiring dengan kondisi tersebut perlu adanya perbaikan sistem pangan di Indonesia. Situasi pandemic menunjukkan betapa lemahnya sistem pangan karena tidak tangguh dan tidak berkeadilan. Ke depan sistem pangan haruslah berkeadilan, berdaulat, dan resilien yang berbasis sumber daya dan petani lokal. Dengan kita bisa  melepaskan ketergantungan kita terhadap sistem pangan global saat ini.

Sementara Akar Bambu dengan lagu-lagunya mengajak penonton untuk lebih pedulia pada pertanian dan pangan serta lingkungan. Salah satu lagu yang dibawakannya bertajuk “Soedirman Soedjono (1)” yang bercerita kegelisahan seorang petani tua soal siapa yang bakal meneruskan profesi petani. Kegelisahan itu digambarkan dalam lirik pertanyaan sang kakek kepada cucunya: “Jika suatu nanti Kakekmu telah pergi, siapa yang akan menanam padi. Jika suatu nanti, Engkau telah dewasa hijaukah tanah ini?”

Sementara, dewan pakar KRKP, David Ardhian, yang hadir dalam acara ini mengajak semua pihak untuk bersama membantu menata sistem pangan kita, terutama para pemuda sebagai penerus masa depan pangan.

“Keterlibatan dan komitmen berbagai pihak dalam mewujudkan sistem pangan yang berdaulat, adil dan resilien dapat menghasilkan gagasan dan model food sistem yang dibutuhkan dan diterima oleh semua kalangan. Dan generasi muda akan menjadi penopang utama sistem pangan kedepan yang lebih baik” tutupnya.

Konser virtual ini ditutup dengan kickoff menuju Indonesian Food System Summit (IFSS) 2021. IFSS sendiri merupakan forum lintas stakeholder yang terlibat dalam sistem pangan yang akan dilakukan untuk merumuskan dan melakukan pembaruan pada situasi pangan saat ini. Selain itu juga dilakukan peluncuran dashboard sistem pangan (www.dashboard.sistempangan.org) sebagai media informasi sistem pangan yang berkedaulatan, adil dan resilien.

Informasi lebih lanjut:

Said Abdullah, ayip@kedaulatanpangan.org, 081382151413

David Ardhian, 081218864586