Indramayu, 25 Oktober 2023. Memperingati hari pangan sedunia, Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bekerjasama dengan Forum Komunikasi Masyarakat Darim Bersatu (Forimber), kelompok tani Darim, pemerintah Desa Kendayakan, Fakultas MIPA dan Mahasiswa Fakultas FEMA IPB menyelenggarakan festival iklim dan sedekah bumi tahun 2023. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan utama meningkatkan kesadaran para pihak tentang pentingnya isu memperkuat kapasitas dan kebijakan menghadapi perubahan iklim. Selain itu melalui kegiatan ini diharapkan juga muncul pemahaman bahwa kearifan local seperti sedekah bumi jadi kekuatan untuk menguatnya daya adaptasi petani. Dalam festival ini dihadirkan berbagai aktivitas seperti rembug tani, arak-arakan tumpeng dan sedekah bumi, talkshow, pentas seni: tari sintren, tari topeng, jaipong dan berbagai seni lokal, klinik tanaman, dan pameran produk pangan local.
Said Abdullah, Koordinator Nasional KRKP menyatakan keprihatinan pada kondisi petani. Dalam sambutannya beliau menyampaikan di tengah kagagalan panen petani di Darim masih mampu melakukan sedekah bumi. Hal ini menunjukkan bahwa petani memiliki semangat dan rasa Syukur atas apapun yang dihadapinya.
“Kondisi yang dihadapi petani saat ini menjadi tantangan bagi kita semua, hal ini mendorong semakin tingginya ancaman krisis pangan yang kita hadapi. Namun hal ini saya lihat tidak menyurutkan semangat bapak dan ibu petani untuk dalam melakukan budidaya pertanian” ujarnya.
Pada talkshow dan peluncuran peraturan desa (perdes) tentang tata kelola pertanian berkelanjutan, St. Reno Budi Sasotyo, ST, Perencana Ahli Madya Koordinator Fasilitasi Perencanaan Teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana, Kementrian Desa mengemukakan bahwa tema pada acara ini desa mawa cara negara mawa tata harus mampu diterapkan. Desa sebagai kesatuan masyarakat perlu mendorong Pemerintah Daerah menjadikan Kendayakan dan Darim sebagai lumbung pangan. Oleh karenanya perlu penguatan tata kelola ruang. Tata kelola ruang yang baik menjadi salah satu cara mengurangi dampak perubahan iklim. Salah satu cara menguatkan tata Kelola ruag ini dengan mendorong peraturan pada tingkat desa (Perdes) dan daerah (Perda). Hal ini penting karena sektor pertanian kini sudah sangat rentan dan terdampak perubahan” pungkasnya.
Perubahan iklim yang terjadi saat ini telah memberikan dampak pada kehidupan masyarakat desa khususnya sektor pertanian. Kekeringan dan terjadinya lonjakan hama penyakit tanaman menjadi hal yang serius untuk segera di cari solusinya. Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS, Ketua Senat IPB.
Menurutnya kita perlu mengaitkan persoalan iklim ini dengan tata kelola pertanian, mengatur area, menanam, memantau hama penyakitnya. Perlu adanya peraturan desa untuk memastikan petani mampu menghadapi perubahan iklim.
“Tentu saja keberadaan perdes ini harus diikuti kemauan masyarakat menghayati dan melaksanakannya” ucapnya
Adapun Agung, Kepala Desa Kendayakan menyampaikan bahwa momen sedekah bumi tahun ini penting bagi masyarakat Kendayakan tidak hanya sebagai ungkapan syukur tetapi bertepatan dengan el nino dan disyahkannya Perdes tentang tata Kelola pertanian berkelanjutan.
“Melalui perdes ini kami berharap kondisi pertanian di Kendayakan makin baik karena petani mampu mempraktikan budidaya secara berkelanjutan. Penggunaan bahan baku Jerami dan lain sebagainya sebagai pupuk organic dapat meningkatkan derajat Kesehatan lingkungan pertanian. Dengan demikian proses produksi bisa berkelanjutan” terangnya.
Sedekah bumi yang dikemas dalam festival iklim kali ini diakhiri dengan berdoa dan makan bersama. Selain itu juga diisi dengan berbagai pentas seni budaya Darim. Menurut Said, dengan menampilkan unsur budaya petani diharapkan mampu memberikan kesadaran bahwa petani memiliki kekuatan menghadapi problematika yang ada termasuk perubahan iklim.
“Kearifan, kebudayaan dan seni local milik petani bisa digunakan untuk memperkuat petani dalam menghadapi berbagai persoalan yag ada termasuk dampak perubahan iklim. hal ini akan makin kuat jika mampu dikombinasikan dengan aturan, kebijakan dan program pada tingkat desa, hingga nasional bisa jadi akan memberikan dampak positif bagi petani di tengah kepungan perubahan ikim” pungkas Said.