web analytics

Urban Futures

Latar Belakang

Masa depan dari sektor pertanian dan perikanan di Manggarai Barat saat ini sedang menghadapi tantangan, yaitu kurangnya minat orang muda untuk menjadi petani atau nelayan. Sebagian besar orang muda NTT, khususnya di Manggarai Barat, memilih untuk mencari penghidupan di sektor lain, atau bahkan bermigrasi ke daerah lain. Hal ini disebabkan sektor pertanian belum memberikan insentif ekonomi yang memadai bagi orang muda. Infrastruktur, kelembagaan dan kapasitas orang muda yang bergerak sektor pertanian juga belum cukup menggerakan mereka untuk tetap di sektor ini. Selain itu, keterlibatan orang muda dalam pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan serta program terkait sektor pertanian dan pangan. Kondisi ini menyebabkan terancamnya ketahanan pangan di tingkat tapak dan daerah, serta hilangnya pengetahuan dan praktik baik dari tradisi, budaya, dan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam di Manggarai Barat. Orang muda belum dipandang sebagai aktor penting dalam penguatan ketahanan pangan dan sistem pangan pada tingkat tingkat dan komunitas.
Memastikan bahwa tidak ada kelompok yang tertinggal atau dipinggirkan adalah keharusan dalam mewujudkan transformasi sistem pangan yang berkeadilan. Pelibatan kelompok rentan menjadi penting dalam proses menyuarakan aspirasi. Selama ini, kelompok ini seringkali tidak direkognisi, tidak didengar suaranya, atau bahkan dipandang sebagai aktor yang tidak penting. Menempatkan mereka dalam kerangka peningkatan kapasitas, kampanye dan advokasi adalah keniscayaan. Pengambilan keputusan yang partisipatif (meaningful participation) dan mengakomodasi kepentingan kelompok rentan perlu diusahakan agar kebijakan pangan yang lahir dapat memenuhi prinsip keadilan bagi semua pihak.
Sistem pangan dan pelestarian sumber daya hayati di Kabupaten Manggarai Barat belum memiliki tata kelola yang baik, sehingga menyebabkan banyak tutupan lahan dialihfungsikan untuk pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata, sehingga mempersempit lahan pertanian masyarakat dan wilayah tangkapan air. Meningkatnya privatisasi kawasan pesisir pantai merupakan tantangan tersendiri bagi Manggarai Barat jika ingin memperbaiki sistem pangan yang berkelanjutan dan menjadi kabupaten yang berkedaulatan pangan dan berketahanan iklim.
Tantangan terakhir, tetapi tidak kalah penting, adalah adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi masyarakat, khususnya di Manggarai Barat, di mana mereka mulai banyak mengkonsumsi makanan/minuman yang diproses. Hal ini berpotensi menyebabkan permasalahan baru, yaitu stunting dan gizi buruk, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil.

Tujuan

Kabupaten Manggarai Barat menjadi kabupaten yang berketahanan iklim, berbasis kearifan lokal, dan berkedaulatan pangan melalui penerapan sistem pangan lokal inklusif yang digerakkan oleh anak muda yang tangguh dalam pertanian, perikanan, dan kewirausahaan.

Tujuan Khusus

Manggarai Barat memiliki rekomendasi kebijakan dan kerangka model pangan lokal dan perlindungan pangan lokal yang inklusif, berdaulat, adil, berkelanjutan, dan akuntabel yang dimotori oleh anak muda

Menguatnya kesadaran, perilaku dan dukungan masyarakat Manggarai Barat pada sistem pangan berdaulat, adil berkelanjutan melalui aksi anak muda

Munculnya kewirausahaan hijau dalam bidang pangan di lingkup hulu yang digerakkan oleh anak muda dan mendapat dukungan para pihak.

Bagaimana Melakukannya

Forum multi-stakeholder untuk platform sistem pangan lokal, yang meliputi green food dan blue food terbentuk

Penguatan komitmen pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dalam mewujudkan sistem pangan yang berdaulat, adil dan berkelanjutan.

Adanya rekomendasi kebijakan sistem pangan lokal di Manggarai Barat yang berdaulat, adil, dan berkelanjutan di tingkat tapak dan komunitas.

Meningkatnya partisipasi dan kontrol masyarakat, utamanya anak muda terhadap kebijakan program pangan daerah.

Isu sistem pangan terangkat menjadi arus utama dan munculnya dukungan publik.

Kelompok anak muda memiliki kapasitas dan mampu melakukan proses loby advokasi kebijakan dan mempengaruhi publik.

Tersedianya platform kampanye dan pusat pembelajaran/informasi tentang pangan yang dikelola kelompok anak muda Manggarai Barat.

Tersusunnya peta jalan pengembangan bisnis hijau pemanfaatan potensi lokal sektor hulu oleh anak muda.

Munculnya kewirausahaan hijau potensi lokal oleh anak muda pada tingkat tapak dan komunitas.

Meningkatkan kapasitas kewirausahaan hijau anak muda.

Lokasi

Strategi

Tentang Konsorsium Pangan Bernas

Konsorsium Pangan Bernas beranggotakan Yayasan KEHATI, KRKP dan YAKINES. Konsorsium Pangan Bernas merupakan konsorsium yang melakukan implementasi program Urban Futures di Manggarai Barat yang didukung oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial. Konsorsium ini bertujuan untuk memastikan hak pangan setiap orang di Manggarai Barat terpenuhi melalui sistem pangan yang kuat, dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal dari darat dan perairan.