web analytics

Buku

Pembaruan Sistem Pangan Desa: Gagasan Mewujudkan Kedaulatan Pangan

Penulis:
Witoro

Ilustrasi:
Wahono

Tata Letak:
Said Abdullah

 

Diterbitkan Oleh:
Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP)
Jl. Dayaprakarsan No.5, Komplek Goodyear, Sindangbarang, Bogor
Telp./Fax: 0251 343333
e-mail: krkp@indo.net.id

 

Buku ini terbit atas Kerjasama
KRKP dan Oxfam GB

 

Cetakan pertama, April 2005

Keragaman Sistem Pangan Nusantara: Inspirasi, Cerita, dan Fakta dari Dialog Sistem Pangan Indonesia

Editor:

Ahmad Arif & Mulia Nurhasan

Penyunting bahasa:

Sekar Palupi & Desy Leo Ariesta

Desain layout:

House of Infographics

x + 85 hlm.: 17,6 x 25 cm (B5)

ISBN:

Penerbit:

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Sindangbarang Grande No 16, Sindangbarang, Bogor Barat, Kota Bogor 16117

Telp: +62 (251) 8423752

Email: info@kedaulatanpangan.org

Website: https://www.kedaulatanpangan.org

 

Buku ini diterbitkan atas kerjasama dengan lembaga  :

Koalisi Sistem Pangan Lestari, Yayasan KEHATI, CIFOR, World Agroforestry, Mantasa, Nutriscapes, Entreva, WRI Indonesia, dan Yayasan Humanis.

 

© 2025 oleh Koalisi Sistem Pangan Lestari

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang. Isi publikasi ini berlisensi di bawah Creative Commons Attribution 4.0

International (CC BY 4.0) https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Buku ini lahir dari wawasan, diskusi, dan pengalaman berharga yang dibagikan oleh pelaku sistem pangan Indonesia dalam sesi “Indonesia Food Systems: Stories from the Field” (tautan sesi: https://summitdialogues.org/dialogue/42446/). Perspektif mereka menjadi dasar bagi sebagian besar narasi dan analisis dalam buku ini. Meskipun tidak terlibat langsung dalam penulisan, suara mereka tetap hadir di setiap bagian, membentuk arah dan substansi buku ini secara signifikan.

 

Sinopsis:

Pandemi yang melanda sejak 2020 menghadirkan tantangan besar bagi sistem pangan Indonesia. Gangguan rantai pasok, ketimpangan akses pangan, dan pembangunan yang terpusat di Pulau Jawa semakin memperjelas kerentanan yang sudah ada. Namun, di tengah masa sulit itu, berbagai komunitas dan pelaku sistem pangan terus beradaptasi dan mencari solusi. Pada tahun 2021, sejumlah penggiat sistem pangan Indonesia menginisiasi Dialog Independen UN Food Systems Summit (UNFSS) 2021, sebuah ruang untuk berbagi pengalaman, mendiskusikan tantangan, dan merancang masa depan sistem pangan yang lebih tangguh. Dari diskusi dalam sesi bertema “Indonesia Food Systems: Stories from the Field”, lahirlah berbagai wawasan dan refleksi yang menjadi dasar bagi penulisan buku ini. Struktur buku ini mengikuti pembagian wilayah yang digunakan dalam UNFSS 2021, karena penyelenggara dan penulis meyakini bahwa keberagaman sistem pangan Indonesia perlu dihargai dan tidak boleh dihomogenisasi. Setiap daerah memiliki tantangan, peluang, dan konteks unik yang membentuk sistem pangannya sendiri. Namun, di sisi lain, kami juga menyadari berbagai tantangan dalam mengoordinasikan pembangunan system pangan di Indonesia, sebagai sebuah negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu, penulis dan penyelenggara mendukung inisiatif regionalisasi sistem pangan Nusantara, yang memungkinkan pendekatan berbasis wilayah untuk memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan di berbagai daerah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelaku sistem pangan yang telah berpartisipasi dalam dialog tersebut sekaligus berbagi pengalaman mereka. Tanpa cerita, wawasan, dan refleksi dari mereka, buku ini tidak akan dapat tersusun dengan baik. Terima kasih juga kepada seluruh tim yang telah bekerja keras dalam rangkaian proses penerbitan buku ini. Meskipun inspirasi awalnya berasal dari UNFSS 2021, sebagian besar cerita dalam buku ini tetap relevan dalam jangka panjang, mencerminkan dinamika dan keberagaman.

 

Modul Pelatihan Pola Konsumsi Pangan dan Gizi

Penulis : Ahmad Arif dan Tim Finbargo

Penyunting : Said Abdullah, Rizki Candra Nurani, dan Akhmad Zainal Mubarak

Ilustrasi dan Tata Letak
Anisa Nurkasanah dan Indiv Sultana Binavsi

Tim Urban Futures – Konsorsium Pangan Bernas
Said Abdullah, Rizki Candra Nurani, Anisa Nurkasanah, Renata Puji Sumedi, Akhmad Zainal Mubarak, Ferdinandus Mau Manu, Antonius Babo Wea, Ronaldus P. Jehadun, Gonselis Fitriani Madura, dan Angelina Jean Gabriela Bupu

Dirancang dan diterbitkan oleh :
Konsorsium Pangan Bernas Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) – 2025

Bogor, Jawa Barat – Indonesia

Ucapan Terima Kasih:
Dokumen ini dapat tersusun berkat dukungan dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial melalui program Urban Futures.

Cerita Rakyat Menggarai: Wela Runus dan Kambu Lawang

Cerita Rakyat Menggarai: WelaRunus dan Kambu Lawang

Cerita:Clarentina CholinYovita Capsariani Pagu

Illustrasi:Martinus Nera Abit

Komik ini berdasarkan wawancara dengan:RD. Inosensius Sutam, Pakar Budaya Manggarai

Diterbitkan Untuk:Pekan Kebudayaan Nasional 2023Bantuan Pemerintah Fasilitas Pemajuan Kebudayaan Tahun 2023

Perjalanan Perempuan dalam Memahami dan Mengatasi
Krisis Iklim

Penulis:
Nur Azizah
Cover:
Meryana Agnesta Linome
Desain Tata letak:
Meryana Agnesta Linome
Diterbitkan oleh Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan
(KRKP) didukung oleh Oxfam di Indonesia

Untuk Masa Depan Setelahku

Oleh :
Maghfirare Studio Untuk Koalisi Rakyat Untuk Kedaulatan Pangan (KRKP)
Cerita:
Maghfirare
Illustrasi:
Maghfirare

“Desa itu menyimpan banyak memori indah di masa kecilku. Bermain petak upet di hamparan kebun jagung yang luas, berlarian sepanjang hilir sungai dengan pemandangan ladang yang menguning dan memakan langsung hasil panen kebun bersama-sama”. -Kania=

Booklet Festival Pangan Jujur

Halaman: 40
Format: PDF

Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) percaya bahwa upaya perwujudan kedaulatan petani dan rakyat atas pangan menjadi tanggungg jawab semua pihak. Oleh karenanya, KRKP mengembangkan kerangka kerja kolaboratif dari berbagai pihak. KRKP mendorong terjadinya sinergi dan aksi kolaborasi para pihak dengan pendekatan pada empat pilar utama kedaulatan pangan. Keempat pilar tersebut adalah akses terhadap sumber produksi, pertanian berkelanjutan, perdagangan yang berkeadilan bagi petani dan produsen pangan, serta pola konumsi pangan berdasar sumber lokal.

Festival #PanganJujur merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan untuk mengemas isu tata kelola pangan dalam bentuk diskusi dan visual. Festival #panganjujur ini adalah gong awal Gerakan Pangan Jujur yang akan disuarakan pada publik.

Carut Marut Tata Kelola Pangan

Penulis: Tim Investigasi Tempo (Bagja Hidayat, Erwan Hermawan, Agung Sedayu, Dini Paramita) dan Tim KRKP (Widya Hasian Situmeang, Ferry Stya Budi)
Editor: Ali Nur Yasin
Editor: Andi Faisal
Tahun Terbit: 2021
ISBN: 978-602-98508-6-4
Halaman: 69
Format: PDF

Masalah pangan merupakan persoalan yang langsung menyangkut kehidupan masyarakat secara luas. Ibu-ibu terutama, akan bisa segera mengetahui bila ada kenaikan harga kebutuhan, seperti beras, telur, daging, atau sayur-sayuran.

Setiap kita, pasti membutuhkan pangan. Tidak seperti komoditas lainnya, pangan menjadi hajat hidup orang banyak. Masyarakat, mungkin banyak yang mengira, bahwa urusan bahan pokok hanyalah sebatas urusan transaksi jual-beli di pasar atau dengan abang sayur. Mengapa harga telur naik? Atau mengapa harga daging tahu-tahu mahal, dan juga mengapa harga bawang yang tiba-tiba melonjak? Para pedagang biasanya akan mengatakan: dari sananya sudah segitu. Maksudnya, mereka mengambil dari pengepul harganya memang sudah mahal.

Belajar dari Sistem Pangan Daerah: Lombok Utara

Penulis: Widya Hasian Situmeang dan Minardi
Layout dan Foto: Ferri Stya Budi dan Dodiek
Halaman: 10
Format: PDF

Pulau Lombok selalu menyuguhkan keindahan pariwisata pesisir, hamparan sawah dan pegunungan yang khas dalam ingatan. Megahnya matahari terbenam di barat, dinginnya udara Sembalun di timur. Belum lagi aneka kuliner khas yang membuat lidah berdecak. Perpaduan nasi hangat, sambal plecing, babero’, seluruh kombinasi pedas – asam – gurih memenuhi pikiran dan menciptakan hasrat untuk mencoba. Ah… sungguh destinasi yang sangat menyenangkan.

Tidak hanya suguhan suasana dan pemandangan alam, Lombok menyimpan kekayaan budaya warisan leluhur dan kelembagaan yang hidup turun temurun. Beberapa hasil kebudayaan itu terlihat dalam tenunan, bahasa, bangunan dan aktivitas adat yang hingga hari ini masih dapat kita saksikan. Warisan tersebut juga mewarnai aktivitas produksi pangan yang dilakukan petani.

Belajar dari Sistem Pangan Daerah: Luwu Utara

Penulis: Widya Hasian Situmeang
Layout dan Foto: Ferri Stya Budi
Halaman: 7
Format: PDF

Apa yang terlintas dibenakmu saat membaca kata Pacitan? Pantai yang indah, pasir yang lembut, suguhan ombak dan kuliner pesisir yang menggiurkan mungkin langsung membanjiri benakmu. Suguhan pemandangan pada belahan lain Pacitan juga tidak kalah menarik: hamparan sawah dan pengairannya di beberapa kecamatan, serta ladang-ladang yang dijadikan sawah tadah hujan atau kebun juga menjadi suguhan menarik sepanjang perjalanan mu. Pacitan mungkin juga akan menjadi bagian dari daftar rencana kunjunganmu untuk berlibur suatu saat nanti.

Belajar dari Sistem Pangan Daerah: Luwu Utara

Penulis: Widya Hasian Situmeang dan Siswan Tiro
Layout dan Foto: Ferri Stya Budi dan Dodiek
Halaman: 13
Format: PDF

“…biarpun ada bencana alam seperti banjir bandang kemarin, jembatan putus, apalagi pandemi, yang membuat beras tidak ada, kami (masyarakat Luwu Utara) akan selalu punya sagu untuk dimakan…”

Perjalananmu ke Sulawesi Selatan belumlah lengkap jika kamu belum mencicipi kuliner khas yang bernama Kapurung. Kuliner kapurung terbuat dari pati sagu yang disajikan dengan masakan berkuah. Tidak jarang kapurung ditemani ikan atau udang berkuah dan sayuran. Salah satu resep kapurung yang sangat khas adalah kapurung khas Luwu Raya