Labuan Bajo, 22-23 April 2024 – Menindaklanjuti dari kegiatan diskusi atau Focus Group Discussion (FGD) bersama para pemangku kepentingan di Manggarai Barat pada 16-17 April 2024 lalu, Koalisi Pangan Bernas (Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) dan Yayasan Komodo Indonesia Lestari (YAKINES) melakukan kegiatan visioning (membentuk visi) forum multipihak dan penyusunan rencana kerja forum pada 22-23 April 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Urban Futures oleh Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial (Humanis). Forum multipihak dihadirkan dalam mendukung terwujudnya sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan dilakukan secara hybrid: kegiatan luring di Aula Setda Manggarai Barat dan kegiatan daring melalui platform Zoom. Narasumber dari Kementerian PPN/Bappenas, pemerintah daerah Manggarai Barat, pemerintah daerah Kota Semarang, Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI), dan perwakilan UNESCO. Peserta yang hadir dalam kegiatan ini yaitu pemerintah Manggarai Barat, perwakilan orang muda Manggarai Barat, petani dan peternak millennial, swasta, peneliti atau akademisi, lembaga keagamaan, UMKM, media, bank, koperasi serta komunitas/asosiasi di Manggarai Barat.
Para ahli yang terlibat dalam rangkaian acara memberikan pandangan bahwa perlu membentuk forum multipihak sebagai langkah awal untuk mensinergikan sistem pangan di Manggarai Barat.
Selain memaparkan kebijakan pemerintah pusat soal transformasi sistem pangan di Indonesia, Ifan Martino dari Kementerian PPN/Bappenas juga mendukung terbentuknya forum multipihak di Manggarai Barat. Forum ini akan mendorong kolaborasi antar lembaga dan mempercepat transformasi sistem pangan. Saat ini pemerintah pusat juga sedang memfinalkan rencana pembangunan nasional sehingga pemerintah daerah dapat mempersiapkan transformasi sistem pangan melalui kolaborasi forum multipihak.
Hal yang menarik pada pembentukan forum ini adalah keterlibatan orang muda. “Orang muda penting untuk dilibatkan sebagai upaya mempromosikan agensi dan inklusivitas pada tiap kegiatan. Orang muda dapat dilibatkan secara bermakna dengan menjadi pemimpin, mitra, dan sebagai sumber pengetahuan,.” ujar Afryan dari Representative UNESCO.
Temuan selama proses diskusi adalah pentingnya membahas alur komunikasi dan koordinasi, struktur, dan program atau kegiatan bersama yang akan dilakukan melalui forum multipihak.
Said Abdullah dari KRKP selaku fasilitator kegiatan menyatakan bahwa “forum ini dibangun bukan untuk mengambil alih tugas yang dilakukan pemerintah yang berwenang di tingkat tapak, tetapi berfokus pada mempertemukan berbagai pihak, pertukaran pengetahuan, dan mengajukan rekomendasi kebijakan mengenai sistem pangan yang inklusif dan berkelanjutan di Manggarai Barat.”
Para pihak yang hadir di kegiatan ini setuju dengan pembentukan forum melalui menandatangani dokumen komitmen dan kesepahaman pembentukan forum multipihak dengan yang memiliki poin utama poin sebagai berikut:
Setuju untuk membentuk forum sistem pangan multipihak di Manggarai Barat.
Berkomitmen untuk bersinergi dan berkolaborasi secara aktif dalam menjalankan dan mengembangkan forum multipihak, termasuk program-programnya.
Berkomitmen untuk berkontribusi dalam berbagai bentuk untuk mendukung kerja-kerja forum multipihak.
Secara resmi, forum multipihak di Manggarai Barat akan dibentuk dan disepakati. Kedepannya akan merencanakan visi dan misi dari forum multipihak sistem pangan secara kolaboratif sebagai bagian dari upaya kolektif untuk mewujudkan “Mabar Bangkit Menuju Mabar Mantap” melalui sistem pangan yang berdaulat dan berkelanjutan.