Suara Untuk Aksi Perubahan Iklim Berkeadilan
Koalisi Pangan BAIK (Beragam, Adaptif, Inklusi, Kokreasi) merupakan inisiasi untuk menguatkan dan menyemangati pemuda, perempuan, petani dan masyarakat pedesaan untuk menyuarakan dampak perubahan iklim dan solusi lokal, terutama pada sistem pangan dan pertanian ekologis.
Beras Rendah Karbon
Padi rentan dampak perubahan iklim dan memiliki kontribusi emisi gas rumah kaca 13% terhadap emisi gas rumah kaca di Indonesia. Pada 2030, emisi gas rumah kaca di Indonesia diperkirakan sebesar 478.503,66 Gg CO2 eq dan menurunkan produksi.
Ricesilience Project
Beras tangguh, meningkatkan ruang sosial dan ekonomi petani padi di Jawa. membantu meningkatkan kemampuan sipil dan ekonomi masyarakat petani padi miskin – baik petani kecil, penyewa maupun buruh lepas – di Jawa Tengah dan Timur untuk meningkatkan taraf hidup dan ke semakin mempengaruhi kondisi di mana mereka tinggal dan bekerja.
Urban Futures
Urban Futures membayangkan sistem pangan yang inklusif dan tahan iklim. Di setiap kota implementasi program menjadi lebih nyaman untuk dihuni, dengan meningkatnya ruang hijau dan lanskap pangan yang meningkatkan ketahanan iklim, kohesi sosial, dan kesejahteraan. Masyarakat mengambil tanggung jawab dalam sistem pangan mereka, menyuarakan prioritas mereka, dan menumbuhkan serta meminta pangan yang sehat dan berkelanjutan.
The Collaborative
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan akses dan kendali masyarakat garis depan atas tanah dan sumber daya mereka serta mengelola wilayah mereka untuk mendorong konservasi dan keberlanjutan.
Indeks Kedaulatan Pangan
Indonesia saat ini belum memiliki batasan kedaulatan pangan yang sama dan bahkan cenderung keliru sehingga mengaburkan esensi konsep food sovereignty yakni keberpihakannya kepada petani sebagai produsen pangan
Duta Petani Muda
Duta Petani Muda (Young Agriprneurs Ambassador) merupakan pemilihan agripreneur muda yang sukses dan inovatif untuk mempromosikan agribisnis sebagai jenis usaha yang menjanjikan di kalangan anak muda.
Manggulu Project
Manggulu Project adalah salah satu inisiatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui konsumsi & pengolahan pangan lokal, khususnya bagi komunitas di Sumba Timur.
Right To Food
Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia harus memenuhi kehidupan yang layak. Artinya, pangan tidak hanya tersedia dan bisa dijangkau tetapi juga harus memenuhi kelayakan hidup yang lain. Sebagai hak dasar manusia, pangan melekat dan tidak dapat dipisahkan dari setiap individu.
Sustainable Rice Platform (SRP)
Sustainable Rice Platform (SRP) yang diinisiasi UNEP dan IRRI bersama berbagai stakeholder lain: lembaga penelitian pertanian, bisnis pertanian – pangan, sektor publik dan organisasi masyarakat sipil telah mengembangkan standar beras berkelanjutan yang lebih efisien. Standar ini menggunakan tolok ukur lingkungan, sosial, dan ekonomi untuk meningkatkan hasil bagi petani padi, mengurangi dampak lingkungan dan memenuhi pangan yang aman untuk konsumen.
Penguatan Daya Lenting (Resiliensi) Petani Dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim di pedesaan secara nyata menyebabkan perubahan ekosistem, peningkatan jenis penyakit manusia, rusaknya infrastruktur, penurunan jumlah air, dan meningkatnya bencana hidrologi seperti banjir dan kekeringan. Dampak lain yang sangat nyata terlihat di masyarakat khususnya di sektor pertanian, yaitu ledakan hama penyakit, banjir atau kekeringan, dan perubahan musim.
Demokratisasi Ekonomi Desa
Undang-undang No. 6 tahun 2014 tentang Desa memandatkan pembangunan ekonomi desa dilakukan melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). BUMDes ditempatkan sebagai pilar kegiatan ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) sekaligus komersial (commercial institution) dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada.
Sistem Pangan Indonesia
Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan global dengan mengganggu rantai pasokan pangan di seluruh dunia. Produksi pangan menurun karena input tetap langka dan bahan kimia pertanian yang penting tertunda di pelabuhan dan di pos pemeriksaan pabean. Dalam konteks Indonesia, bahkan sebelum munculnya COVID-19, ketahanan pangan negara telah lama menjadi sumber kekhawatiran karena ketergantungannya pada impor bahan pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan domestik akan komoditas seperti gula, beras, jagung, dan jagung. daging sapi.
Buy One Give One
Aksi ini berfokus pada pendistribusian bahan pangan pokok yaitu beras dari petani hingga kelompok rentan perkotaan. Aksi ini dilakukan untuk menjembatani kelompok mampu di perkotaan dengan petani produsen pangan dan kelompok kelas bawah kota. Kelompok mampu membantu kelompok bawah dengan membeli pangan untuk keluarganya dan keluarga kelompok rentan. Aksi ini disebut sebagai sabilulungan: gotong royong sambung keperluan yang dinamai Aksi Buy One Get One (B1G1).